Ternyata Begini Tabiat Suami yang Banting Bayi Hingga Tewas, Berikut Penuturan Sang Istri

Ternyata Begini Tabiat Suami yang Banting Bayi Hingga Tewas, Berikut Penuturan Sang Istri

Ternyata Begini Tabiat Suami yang Banting Bayi Hingga Tewas, Berikut Penuturan Sang Istri. (Poto: ist/dok polisi)

EMPAT LAWANG, LINTASSRIWIJAYA.com — Polisi mengungkap motif pembunuhan bayi berusia 1,5 bulan yang dilakukan oleh ayah kandungnya di Batu Ampar, Kecamatan Lintang Kanan.

Kapolres Empat Lawang melalui Kasat Reskrim, AKP Alpian, menjelaskan bahwa Firdaus nekat mencekik dan membanting anaknya hingga tewas karena kesal terhadap istrinya yang tak kunjung pulang setelah berpamitan pergi ke sungai.

Baca Juga: Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Pembunuhan Bayi Berumur 1,5 Bulan, Ini Tampangnya

Firdaus sempat menyusul istrinya, Septi, ke sungai, tetapi tidak menemukannya di sana. Ketika kembali ke rumah, ia mendapati anaknya sedang menangis.

Karena kesal setelah bolak-balik ke sungai tanpa menemukan istrinya, ditambah dengan anaknya yang menangis dan buang air besar, Firdaus kemudian mencekik dan membanting buah hatinya.

Saat ini, Firdaus telah ditahan oleh Unit PPA Satreskrim Polres Empat Lawang setelah sebelumnya sempat bersembunyi usai mencekik dan membanting anaknya.

Firdaus terancam hukuman penjara hingga 10 tahun atau lebih atas perbuatannya yang menghilangkan nyawa anaknya yang baru berusia 55 hari.

Baca Juga: Kejam! Sang Ayah di Empat Lawang Tega Habisi Nyawa Anaknya Sendiri yang Masih Berumur 1,5 Bulan

“Firdaus akan dijerat dengan undang-undang nomor 80 ayat 3 dan 4 dengan ancaman hukuman 10 tahun atau lebih,” jelas AKP Alpian.

Sementara itu, istrinya, Septi Noprianti (19), mengungkap tabiat suaminya Firdaus (17) yang tega membanting bayi mereka hingga tewas.

Menurut pengakuan Septi, Firdaus sering melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dipicu oleh masalah sepele.

“Kalau dia marah karena tidak punya rokok, dia akan marah kepada saya, menampar, meninju, dan mencekik,” kata Septi saat diwawancarai di ruangan Unit PPA Satreskrim Polres Empat Lawang, Jumat (17/5/2024).

Baca Juga: Kelahiran Bayi Bermata Satu di Muba Menyita Perhatian Publik: Sebuah Kisah tentang Kelainan Kongenital yang Menyentuh

Firdaus bekerja sebagai petani di Desa Batu Ampar, Kecamatan Lintang Kanan, sementara Septi Noprianti sehari-hari mengurus rumah.

“Namun, dia tidak pergi ke kebun, malah di rumah dan hanya rebahan,” sambung Septi. ***

Baca Juga: Bayi Terkecil di Dunia Bertahan Hidup setelah Setahun Berjuang

 

Baca berita menarik lainnya hanya di (Google News)

 

(dri/dri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *