Makna Kata-Kata Sulit dalam Serat Wulangreh Pupuh Durma: Memahami Kedalaman Filsafat Jawa

Makna Kata-Kata Sulit dalam Serat Wulangreh Pupuh Durma: Memahami Kedalaman Filsafat Jawa

Makna Kata-Kata Sulit dalam Serat Wulangreh Pupuh Durma: Memahami Kedalaman Filsafat Jawa. (Poto: ilustrasi)

Makna Kata-Kata Sulit dalam Serat Wulangreh Pupuh Durma: Memahami Kedalaman Filsafat Jawa. (Poto: ilustrasi)

Serat Wulangreh merupakan salah satu karya sastra Jawa klasik yang ditulis oleh Sri Susuhunan Pakubuwana IV pada abad ke-18. Serat ini berisi nasihat-nasihat moral, spiritual, dan filosofi hidup yang dituangkan dalam bentuk tembang atau pupuh.

Salah satu pupuh yang terkenal adalah Pupuh Durma, yang dikenal dengan gaya bahasanya yang tegas, keras, dan lugas—cocok untuk menyampaikan nilai-nilai ajaran hidup yang mendalam.

Baca Juga: Perilaku yang Mendukung Wawasan Nusantara: Fondasi Persatuan dalam Keberagaman

Baca Juga: Legenda Aji Saka, Perjuangan Melawan Tirani di Kerajaan Medang Kamulan, Asal Usul Aksara Jawa

Baca Juga: 6 Peninggalan Candi-Candi Kuno: Mengagumi Keindahan Candi-Candi di Jawa Barat

Dalam Pupuh Durma, banyak digunakan kata-kata yang tergolong “sulit” atau jarang digunakan dalam bahasa sehari-hari, namun memiliki makna filosofis yang dalam. Berikut adalah beberapa contoh kata sulit dalam Pupuh Durma beserta penggunaannya dalam kalimat dan artinya:

1. Kata: “Mamang” (Ragu)

Kalimat:
“Kalaung manggale kang wus tak ciptakna, aja mamang yen ngantos ing mangsa, ngamut ing pangangen.”

Artinya:
Kalau kamu percaya pada apa yang sudah aku ciptakan, jangan ragu untuk menghadapinya di masa depan, berimanlah pada hati nurani.

Penjelasan:
Kata “mamang” mencerminkan keraguan dalam menghadapi kehidupan. Dalam ajaran Wulangreh, ragu dianggap sebagai penghalang dalam mencapai keteguhan iman dan keyakinan.

2. Kata: “Kabir” (Fana, Dunia yang Sementara)

Kalimat:
“Ing alam kabir iki, kudu duweni rasa syukur, amarga kabeh iku mung sementara.”

Artinya:
Di dunia yang sementara ini, kita harus memiliki rasa syukur, karena semua itu hanyalah sementara.

Penjelasan:
“Kabir” merujuk pada dunia fana—realitas yang tidak abadi. Serat Wulangreh mengajarkan pentingnya kesadaran bahwa kehidupan duniawi hanyalah sementara, dan rasa syukur adalah kunci menuju kebijaksanaan spiritual.

3. Kata: “Misesa” (Menguasai, Mengendalikan)

Kalimat:
“Aku kudu masesa nafsu lan pasrah ing pasuryan, supaya bisa mangkat ing alam sakral.”

Artinya:
Aku harus menguasai hawa nafsu dan menyerahkan diri pada kehendak Tuhan, agar bisa mencapai alam yang suci.

Penjelasan:
Menguasai diri (misesa) adalah inti dari ajaran etika dalam Serat Wulangreh. Hawa nafsu dianggap sebagai musuh utama dalam perjalanan spiritual seseorang.

4. Kata: “Murba” (Terwujud)

Kalimat:
“Yen ana pangangen kang urip, yen ngantos murba ing karsaning Gusti.”

Artinya:
Jika ada cita-cita yang hidup, semoga terwujud dalam kehendak Tuhan.

Penjelasan:
“Murba” menggambarkan suatu harapan yang menjadi nyata. Dalam konteks spiritual, terwujudnya cita-cita bukan sekadar hasil usaha, tetapi juga berkaitan erat dengan kehendak ilahi.

5. Kata: “Udani” (Memahami, Merasakan)

Kalimat:
“Kudu udani ing wisesaning gusti, lan ora ngamuk ing jagad iki.”

Artinya:
Kita harus memahami kekuasaan Tuhan, dan tidak marah di dunia ini.

Baca Juga: Babi Ngepet: Mitos dan Folklor Jawa yang Menarik

Baca Juga: Sosok Legendaris Sabdo Palon Sering Dikaitkan Dengan Masa Depan Jawa Hingga Masa Depan Indonesia

Penjelasan:
“Udani” bermakna memahami secara mendalam, bukan sekadar mengerti secara logika. Serat Wulangreh menekankan pentingnya meresapi kebesaran Tuhan sebagai jalan menuju ketenangan batin.

Kesimpulan

Serat Wulangreh, khususnya Pupuh Durma, bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sumber ajaran hidup yang sarat makna. Kata-kata seperti mamang, kabir, misesa, murba, dan udani adalah pintu masuk untuk memahami nilai-nilai luhur dalam budaya Jawa. Dengan memahami makna filosofis dari kata-kata tersebut, kita tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga menggali kebijaksanaan leluhur yang relevan hingga hari ini. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *