Pendaki Hilang di Gunung Salak Ditemukan Tewas di Jurang Sedalam 120 Meter

Pendaki Hilang di Gunung Salak Ditemukan Tewas di Jurang Sedalam 120 Meter

Pendaki Hilang di Gunung Salak Ditemukan Tewas di Jurang Sedalam 120 Meter. (Poto: ist/ist)

BOGOR, LINTASSRIWIJAYA.COM – Pria bernama Ayom (60), yang sebelumnya dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Korban ditemukan di dasar jurang dengan ketinggian sekitar 120 meter dan sudut kemiringan tebing mencapai 80 derajat.

Baca Juga: Film Horor Petaka Gunung Gede Diangkat dari Kisah Nyata, Ini Sinopsis dan Fakta Menariknya!

Baca Juga: Penemuan Seluruh Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi, Total 75 Orang Ditemukan

“Tim SAR menemukan korban di tepi jurang dalam kondisi meninggal dunia. Lokasinya berada di ketinggian kurang lebih 120 meter dengan sudut kemiringan sekitar 80 derajat,” ujar Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari, Selasa (24/6/2025).

Desiana menjelaskan, korban ditemukan oleh tim SAR gabungan yang melakukan pencarian di jalur Sungai Citiis pada pukul 15.26 WIB. Saat itu, tim yang berada di ketinggian 1.026 meter di atas permukaan laut (mdpl) melihat tubuh korban di tengah jurang.

“Pada pukul 14.40 WIB, SRU 1 menginformasikan adanya indikasi keberadaan survivor di tengah tebing curam di sekitar lokasi kejadian. Kemudian pada pukul 15.26 WIB, posisi korban terlihat berada sekitar 60 meter dari tengah aliran sungai kering Citiis,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Tim SAR gabungan melanjutkan operasi pencarian terhadap Ayom pada hari kedua pencarian. Pencarian dilakukan dengan menyisir sejumlah lokasi curam dan menggunakan drone untuk memantau area yang sulit dijangkau.

“Benar, pagi ini operasi SAR gabungan dilanjutkan untuk hari kedua pencarian orang hilang di Gunung Salak,” ungkap Desiana.

Baca Juga: Jejak Gaib di Gunung Merapi: Pengalaman Mistis Pendaki

Baca Juga: Begini Cerita Misteri Pertemuan Pendaki dengan Makhluk Bunian di Gunung Dempo, Pagar Alam

Menurutnya, operasi pencarian dibagi menjadi tiga tim atau Search and Rescue Unit (SRU) yang menyisir titik-titik berbeda yang diduga menjadi jalur korban. Sejumlah peralatan SAR, termasuk drone, dikerahkan dalam proses pencarian tersebut.

“Tim SAR gabungan melakukan briefing dan membagi tim menjadi tiga SRU. SRU I fokus menyisir aliran Sungai Citiis sejauh kurang lebih 2 kilometer. SRU II menyusuri jalan setapak dari simpang Kapin ke Pohpohan, dan SRU III mencari dari Leuweung Bobojong menuju lokasi kejadian perkara (LKP),” pungkasnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *