JAKARTA, LINTASSRIWIJAYA.COM — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gerhana bulan total yang terjadi pada Ahad (7/9/2025) malam dapat disaksikan di seluruh langit kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kendari, Rudin, saat dihubungi menjelaskan bahwa gerhana bulan total tersebut terjadi ketika posisi matahari, bumi, dan bulan sejajar dalam satu garis lurus. Hal itu menyebabkan bulan masuk ke dalam bayangan inti atau umbra bumi.
Baca Juga: Es Krim Antibiotik: Potret Pahit Masa Kecil Anak Gaza di Tengah Perang
Baca Juga: Heboh Bendera One Piece Dikibarkan Jelang HUT RI ke-80, Simbol Fandom atau Kritik Sosial?
“Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dari pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan yang dinamis ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya,” kata Rudin, Ahad.
Ia menambahkan, pada saat puncak gerhana, bulan akan tampak berwarna merah jika kondisi langit cerah tanpa awan. Fenomena ini bisa disaksikan langsung dengan mata telanjang.
Menurut Rudin, gerhana bulan total tersebut dapat terlihat hampir di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Sulawesi Tenggara. Seluruh 17 kabupaten dan kota di provinsi itu bisa menyaksikan langsung peristiwa langit ini. Gerhana diperkirakan berlangsung mulai Ahad pukul 23.26 Wita hingga Senin (8/9/2025) pukul 04.56 Wita.
“Stasiun Geofisika Kendari juga akan melakukan pengamatan Gerhana Bulan Total, pada 07 September 2025 di halaman Kantor Stasiun Geofisika Kendari,” jelasnya.
Fase Gerhana Bulan Total pada 7 September 2025:
23.56 Wita: fase penumbra mulai
00.26 Wita: fase gerhana sebagian mulai
01.30 Wita: gerhana total mulai
02.11 Wita: puncak gerhana
02.53 Wita: gerhana total berakhir
03.56 Wita: gerhana sebagian berakhir
04.56 Wita: fase penumbra berakhir

