Patung “Juma Jokowi” di Karo Jadi Perbincangan, Dinilai Mirip Saat Sakit

Patung “Juma Jokowi” di Karo Jadi Perbincangan, Dinilai Mirip Saat Sakit

Patung “Juma Jokowi” di Karo Jadi Perbincangan, Dinilai Mirip Saat Sakit. (Poto: ist/ist)

Patung “Juma Jokowi” di Karo Jadi Perbincangan, Dinilai Mirip Saat Sakit. (Poto: ist/ist)

JAKARTA, LINTASSRIWIJAYA.COM – Patung Presiden Joko Widodo setinggi 7,5 meter yang berdiri di Desa Kutambelin, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menjadi sorotan publik.

Patung yang diberi nama Juma Jokowi itu dinilai tidak menyerupai wajah asli mantan Presiden, bahkan disebut-sebut mirip Jokowi saat sedang sakit.

Baca Juga: Jokowi Dapat Lebih dari 100 Karangan Bunga, Termasuk dari Presiden Prabowo

Baca Juga: Presiden Jokowi Sumbang Sapi Limosin 1 Ton untuk Kurban di PP Muhammadiyah

Pengamat hukum dan politik, Damai Hari Lubis, menyoroti kemungkinan adanya kesalahan teknis dalam proses pembuatannya.

“Mungkin senimannya menggunakan gambar percontohan yang kurang tepat, atau arsiteknya gagal menangkap esensi wajah Pak Jokowi,” ujar Damai, Senin (23/6/2025). Ia juga menilai bahwa patung tersebut memiliki kesan mistis dan bisa menyiratkan makna supranatural.

Patung ini dibangun melalui swadaya masyarakat dengan total anggaran mencapai Rp2,5 miliar, termasuk sumbangan sebesar Rp500 juta dari Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution. Pembangunan patung tersebut dimaksudkan sebagai ungkapan terima kasih atas pembangunan jalan sepanjang 37 kilometer di wilayah Liang Melas Datas.

Namun, sebagian masyarakat menyoroti ketidaksesuaian bentuk wajah patung dengan sosok Jokowi. Bahkan, beredar anggapan bahwa wajah patung itu menyerupai kondisi Jokowi saat sedang sakit akibat alergi.

“Anehnya, patung ini justru mirip wajah Pak Jokowi ketika beliau sakit. Entah itu kebetulan atau memang ada makna lain,” tambah Damai.

Baca Juga: Presiden RI Jokowidodo Kunjungi Lubuklinggau Komunitas BBJ Sampaikan Penolakan RUU Penyiaran

Seniman lokal pembuat patung, Joni Tarigan, membantah anggapan tersebut.
“Kami menggunakan foto resmi sebagai acuan. Ini hasil kerja keras tim lokal selama berbulan-bulan,” ujarnya, Rabu (22/5/2025). Ia menegaskan bahwa kemiripan dalam seni adalah sesuatu yang bersifat subjektif.

Kepala Desa Kutambelin, Sada Ginting, turut memberikan pembelaan.
“Patung ini adalah simbol rasa syukur kami atas pembangunan jalan. Apakah mirip atau tidak, itu tidak mengurangi makna penghargaan kami,” ungkapnya, Jumat (16/5/2025).

Tanah Karo dikenal dengan jejak tradisi animisme yang masih terasa, meskipun mayoritas warganya kini memeluk agama Kristen dan Islam. Tokoh adat Karo, Mbelin Ginting, menyebut patung tersebut bisa saja dianggap memiliki sisi spiritual.
“Saya tidak tahu apakah ada ritual tertentu dilakukan, tapi mungkin itu yang membuat patung ini terasa berbeda,” katanya, Selasa (20/5/2025).

Di media sosial, respons publik pun terbagi. Sebagian menganggap patung ini sebagai bentuk cinta rakyat, sementara lainnya menyebutnya sebagai bentuk kultus individu.

Aktivis lokal, Sari Br Ginting, mengkritik penggunaan dana, yang menurutnya bisa dialihkan untuk sektor pendidikan atau kesehatan.

Baca Juga: Presiden RI Jokowidodo Batal Kunjungi Kabupaten Empat Lawang, Ini Kata Pj Bupati Empat Lawang

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menegaskan bahwa pembangunan patung tidak menggunakan dana APBD.

“Ini murni swadaya masyarakat. Pemerintah hanya memfasilitasi peresmian,” jelas Juru Bicara Pemprov Sumut, Ahmad Zulfikar, Sabtu (18/5/2025).

Meski menuai kontroversi, patung Juma Jokowi kini menjadi daya tarik wisata baru di wilayah tersebut.

“Setiap akhir pekan banyak wisatawan datang. Ini sangat membantu pedagang kecil seperti kami,” ujar Lina Tarigan, penjual suvenir, Rabu (19/5/2025).

Damai Hari Lubis menyimpulkan bahwa keberadaan patung ini mencerminkan dinamika budaya dan persepsi masyarakat.

“Mirip atau tidak, patung ini telah memicu diskusi menarik soal seni, kepemimpinan, dan makna spiritual di tengah masyarakat Karo,” tutupnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *