BENGKULU, LINTASSRIWIJAYA.COM – Tradisi Tabot merupakan salah satu upacara budaya yang paling memikat perhatian masyarakat Bengkulu.
Digelar secara turun-temurun setiap tanggal 1 hingga 10 Muharram, Tabot bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga momentum kebersamaan dan refleksi sejarah yang mendalam.
Baca Juga: Festival Tabot di Bengkulu Telah di Buka, Berikut Jadwal Lengkapnya
Baca Juga: 8 Fakta Menarik Tentang Tabot di Bengkulu, Simak Biar Tidak Gagal Paham
Asal Mula Berakar dari Karbala
Tabot diperingati sebagai bentuk penghormatan atas gugurnya Husein bin Ali—cucu Nabi Muhammad SAW—dalam peristiwa tragis di Karbala, Irak.
Tradisi ini dibawa oleh para penganut Syiah asal Madras dan Bengali, India, yang datang ke Bengkulu pada tahun 1718–1719 sebagai pekerja pembangunan Benteng Marlborough.
Seiring waktu, tradisi ini mengalami akulturasi budaya dan berkembang menjadi warisan lokal yang khas. Uniknya, hanya di Bengkulu tradisi ini terus dilestarikan secara konsisten hingga hari ini.
Sembilan Prosesi dalam Sepuluh Hari Bermakna
Setiap tahun, masyarakat Bengkulu mengikuti rangkaian ritual Tabot yang sarat simbol dan nilai spiritual. Berikut adalah tahapannya:
Mengambil Tanah – Mengambil tanah dari lokasi keramat sebagai lambang awal spiritualitas.
Baca Juga: Mengungkap Sejarah Tabot di Bengkulu: Tradisi yang Menceritakan Keagungan Islam
Duduk Penja – Mencuci replika jari-jari tangan dari logam sebagai simbol pensucian.
Meradai (6 Muharram) – Pengumpulan dana oleh anak-anak (“Jola”) berusia 10–12 tahun.
Menjara – Saling mengunjungi antar kelompok Tabot sambil menabuh dol (semacam beduk besar).
Arak Penja – Arak-arakan replika tangan yang diiringi irama dol keliling kota.
Arak Serban – Arak-arakan Tabot kecil yang dihiasi sorban putih, menambah nuansa khidmat.
Gam – Masa tenang dan berkabung, tanpa aktivitas publik.
Arak Gendang (9 Muharram) – Prosesi arak-arakan diiringi tabuhan gendang dan pengangkatan Tabot utama.
Tabot Tebuang (10 Muharram) – Pelepasan dan pembuangan Tabot ke laut atau sungai sebagai simbol perpisahan dan penyucian.
Baca Juga: Bukan di Lahat, Kabupaten ini Juga Dijuluki Negeri 1.000 Megalitik
Antara Ibadah, Budaya, dan Daya Tarik Wisata
Lebih dari sekadar tradisi keagamaan, Tabot telah menjadi ikon budaya Bengkulu dan daya tarik wisata tahunan. Pemerintah dan masyarakat setempat mengemasnya dalam bentuk Festival Tabot, lengkap dengan pertunjukan seni, musik tradisional, dan sajian kuliner khas daerah. Festival ini berhasil menarik ribuan wisatawan dari dalam dan luar daerah, menjadikan Tabot sebagai salah satu destinasi budaya nasional yang membanggakan.
Tabot Hari Ini: Simbol Harmoni dan Identitas
Tabot kini menjadi ruang harmonisasi lintas generasi dan simbol kebersamaan masyarakat Bengkulu. Tradisi ini menghubungkan spiritualitas, sejarah, dan sinergi sosial dalam satu wadah. Lebih jauh, ia membuka peluang ekonomi kreatif melalui sektor pariwisata berbasis kearifan lokal. Di tengah modernisasi, Tabot tetap berdiri tegak sebagai penanda identitas dan keberagaman budaya Indonesia. ***


 
                         
                         
                         
                         
                         
                         
				 
				 
				 
				