Tim Tanggap Darurat Dikerahkan, Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Status ke Level IV (Awas). (Poto: ist/dok cnn indonesia)
JAKARTA, LINTASSRIWIJAYA.com – Tim Tanggap Darurat Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah diberangkatkan menuju lokasi terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, untuk memberikan dukungan teknis dan pendampingan dalam penanganan bencana.
“Kami segera menerjunkan Tim Tanggap Darurat agar dapat berada di lokasi terdampak secepat mungkin dan memberikan bantuan teknis,” ujar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, saat dikonfirmasi dari Jakarta, dikutip dari antara news. Rabu (18/6/2025).
Baca Juga: Status Awas! Gunung Lewotobi Laki-Laki Luncurkan Kolom Abu Setinggi 10 KM
Baca Juga: Gunung Dempo Erupsi, BPBD Empat Lawang Imbau Warga Tetap Waspada
Tim tersebut akan melakukan sejumlah langkah, termasuk pendampingan teknis kepada pemerintah daerah, validasi serta pemutakhiran data pemantauan gunung api secara real-time. Mereka juga akan memberikan rekomendasi berbasis data visual, seismik, dan deformasi. Selain itu, dukungan akan diberikan kepada petugas di Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera dalam peningkatan kapasitas pemantauan di lapangan.
Untuk mengantisipasi potensi bahaya lebih lanjut, Wafid mengimbau masyarakat dan wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 7 km dari pusat erupsi, serta pada sektor sejauh 8 km ke arah barat daya hingga timur laut. Ia juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai berhulu di puncak gunung untuk mewaspadai potensi banjir lahar, terutama saat terjadi hujan lebat.
Pemerintah daerah dan instansi terkait diminta terus berkoordinasi secara intensif dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, serta melakukan sosialisasi aktif kepada masyarakat mengenai kondisi gunung dan zona bahaya.
Sebelumnya, Badan Geologi menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada Selasa, 17 Juni 2025 pukul 15.00 WITA, menyusul peningkatan signifikan aktivitas kegempaan.
Erupsi terjadi pada hari yang sama, pukul 17.35 WITA, dengan kolom abu terpantau mencapai ketinggian hingga 10.000 meter di atas puncak kawah aktif. Kolom abu tebal berwarna kelabu tersebut menyebar ke berbagai arah, meliputi utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut.
Hujan material vulkanik berupa abu, pasir, dan kerikil dilaporkan terjadi di sejumlah permukiman yang berada di luar radius Kawasan Rawan Bencana (KRB), seperti Desa Boru, Desa Hewa, dan Desa Watobuku.
Khusus di Desa Boru (radius 6–7 km), hujan kerikil menutupi permukaan jalan hingga lewat pukul 18.00 WITA. Fenomena suara gemuruh, kilat, dan guntur turut menyertai, yang merupakan karakteristik khas dari erupsi eksplosif bermuatan tinggi.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan penanganan terhadap pengungsi akibat erupsi berlangsung dengan baik, meskipun dampak bencana terus meluas.
Masyarakat dapat mengakses informasi terkini terkait aktivitas geologi melalui situs resmi Badan Geologi di geologi.esdm.go.id, situs PVMBG di vsi.esdm.go.id, situs MAGMA Indonesia di magma.esdm.go.id, aplikasi MAGMA Indonesia (tersedia di Google Play Store), serta media sosial PVMBG di akun resmi @pvmbg. ***

