MUARO JAMBI, LINTASSRIWIJAYA.COM – Momen penampilan drumband siswa MTS Negeri 7 Muaro Jambi berujung kekecewaan saat perayaan HUT ke-80 RI, hingga viral di media sosial.
Penampilan yang seharusnya berlangsung meriah terhenti lantaran panitia justru menggelar perayaan ulang tahun Camat Sungai Bahar.
Baca Juga: Ribuan Pelajar Ikuti Lomba Baris-Berbaris dan Drumband di Lahat
Peristiwa itu terjadi pada Upacara HUT RI di lapangan Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, 17 Agustus 2025. Sejumlah guru dan masyarakat yang hadir turut merekam momen tersebut.
Dalam video yang beredar luas, tim drumband MTS Negeri 7 Muaro Jambi terpaksa menghentikan penampilan di tengah pertunjukan. Hal itu terjadi ketika tiba-tiba lagu ulang tahun diputar dengan volume keras untuk merayakan ulang tahun Camat Sungai Bahar, Agus Riyadi.
Aksi tersebut membuat sejumlah siswa kecewa hingga menangis. Mereka tidak bisa menuntaskan penampilan yang sudah dipersiapkan dengan matang. Dalam sebuah foto yang beredar, terlihat kue ulang tahun bertuliskan “Selamat Ulang Tahun ke-48, Bapak Agus Riyadi Camat Sungai Bahar.”
“Sudah-sudah nggak usah tampil lagi biar aku upload di medsos,” ucap seorang wanita yang merekam momen saat para siswa menangis.
Kepala MTS Negeri 7 Muaro Jambi, Syafwan Almagfuri, menjelaskan bahwa penampilan drumband siswanya merupakan undangan dari pihak Kecamatan Sungai Bahar. Mereka dijadwalkan tampil usai Upacara HUT ke-80 RI.
“Kami memang dijadwalkan tampil setelah upacara kenaikan bendera. (Pada) acara hiburan, ada tari-tari, dan drumband. Jadi saat sudah mau tampil, ada penyetelan lagu ‘Selamat Ulang Tahun’, tiba-tiba ada yang naik (ke panggung) membawakan kue ulang tahun,” kata Syafwan, Selasa (19/8/2025).
Menurutnya, lagu ulang tahun itu diputar secara mendadak sehingga membuat guru pendamping dan siswa kaget. Akibatnya, tim drumband tidak bisa menuntaskan penampilan hingga akhir.
“Nggak tampil sampai selesai. Semua kecewa, membubarkan diri. Tidak ada penghargaan sama sekali, boro-boro penghargaan dihargai pun tidak,” ujarnya.
Padahal, kata Syafwan, penampilan drumband tersebut sudah dipersiapkan dengan serius sejak 27 Juli 2025, setelah menerima undangan dari kecamatan.
“Reaksi kekecewaan siswa itu dengan menangis. Karena sudah menyiapkan itu dari jauh hari. Undangannya itu masuk 28 Juli. Sebelum ada undangannya juga setiap minggu kami memang latihan karena ada ekstrakulikulernya,” ungkapnya.
Setelah gagal tampil, tim drumband akhirnya memilih pulang. Hingga saat ini, pihak kecamatan belum memberikan konfirmasi maupun permintaan maaf.
“Hari ini katanya Pak Camatnya mau ke sekolah, tapi belum ada. Kami masih menunggu,” pungkas Syafwan. ***