LINTASSRIWIJAYA.COM – Di setiap sudut kampus, selalu ada cerita yang menginspirasi, memotivasi, atau bahkan menyayat hati.
Salah satu kisah yang kini viral dan menyentuh ribuan hati warganet adalah perjuangan seorang wanita yang akrab disapa Ibu Dessy.
Baca Juga: Dari Toko Pulsa Jadi Jaringan AgenBRILink, Kisah Sony Pranata Majukan Ekonomi Desa
Baca Juga: Kisah Noor Abu Aisha: Guru Relawan Gaza yang Selamat dari Serangan Rudal di Sekolah Al-Nasr
Dengan tas ransel di punggung dan semangat yang seolah tak pernah padam, ia datang ke lingkungan kampus setiap hari — berjalan di koridor, bahkan sesekali duduk di dalam kelas layaknya seorang mahasiswi.
Namun, Ibu Dessy bukanlah mahasiswi aktif. Ia adalah simbol dari mimpi yang terenggut dan jiwa yang terjebak di masa lalu.
Sosoknya yang familier bagi para mahasiswa dan staf pengajar menyimpan kisah pilu yang kini beredar luas di lingkungan akademik tersebut.
Menurut narasi yang berkembang, Ibu Dessy dulunya adalah mahasiswi yang cerdas dan penuh semangat. Perjuangannya untuk meraih gelar sarjana telah berada di tahap akhir — penyusunan skripsi. Namun di tengah perjalanan, sebuah peristiwa tragis diduga menjadi pemicu kondisinya saat ini.
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa skripsi yang telah ia kerjakan dengan susah payah hilang, atau lebih menyakitkan lagi, diduga diambil atau diplagiat oleh temannya sendiri.
Pukulan telak dari pengkhianatan dan hilangnya hasil kerja keras tersebut mengguncang jiwanya begitu dalam.
Akibatnya, Ibu Dessy disebut mengalami depresi berat, sebuah trauma yang membuat memorinya seolah terhenti pada masa-masa ia masih berjuang sebagai seorang mahasiswi.
Setiap hari, ia kembali ke kampus — tempat di mana harapan dan kepedihannya bersemayam. Ia berjalan menyusuri lorong-lorong yang sama, seolah mencari kembali potongan mimpinya yang hilang.
Pihak kampus yang memahami kondisinya menunjukkan sikap empati yang luar biasa. Mereka memberikan izin kepada Ibu Dessy untuk tetap berada di lingkungan kampus selama ia tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.
Kehadirannya diterima dengan baik oleh para mahasiswa. Tak jarang, ia terlihat duduk diam di barisan belakang sebuah kelas, hanya mendengarkan dosen mengajar tanpa berinteraksi lebih jauh.
Baginya, kampus adalah dunianya, dan menjadi mahasiswi adalah identitas yang tak bisa dilepaskan oleh waktu.
Kisah Ibu Dessy menjadi cermin bagi banyak mahasiswa. Sosoknya adalah pengingat tentang betapa berharganya kesempatan untuk menempuh pendidikan, serta betapa kejamnya tekanan dan persaingan di dunia akademik.
Banyak warganet mengungkapkan simpati mendalam dan menjadikan ceritanya sebagai pelajaran tentang pentingnya kesehatan mental, kejujuran, dan empati.
Baca Juga: Film Horor Petaka Gunung Gede Diangkat dari Kisah Nyata, Ini Sinopsis dan Fakta Menariknya!
Meskipun kebenaran detail mengenai skripsinya belum dapat dipastikan sepenuhnya, semangat Ibu Dessy yang tak pernah lelah untuk belajar telah menjadikannya legenda kampus yang menginspirasi.
Ia mengajarkan pelajaran yang tak ada di buku teks — tentang ketegaran dalam menghadapi kekecewaan dan kekuatan untuk terus berjalan, meski dunia kita telah berhenti berputar. ***