LINTASSRIWIJAYA.COM – Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, pada Rabu malam (9/7/2025), mengumumkan kesediaannya untuk membebaskan 10 sandera Israel.
Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya menunjukkan itikad baik dan fleksibilitas dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata yang telah lama diupayakan di Jalur Gaza.
Baca Juga: Skandal Kekerasan Seksual Guncang Militer Israel di Tengah Sorotan Dunia atas Genosida Gaza
Baca Juga: Gaza Kembali Berdarah: 57.680 Tewas, Israel Digugat atas Dugaan Genosida
Dalam pernyataan resminya, Hamas menegaskan bahwa mereka “terus melakukan upaya intensif dan bertanggung jawab untuk memastikan keberhasilan putaran perundingan yang sedang berlangsung.
” Mereka juga menyatakan komitmennya untuk mencapai “kesepakatan komprehensif yang mengakhiri agresi terhadap rakyat kami, menjamin masuknya bantuan kemanusiaan secara bebas dan aman, serta meringankan penderitaan yang semakin parah di Gaza.”
Sebagai bukti dari komitmen tersebut, Hamas menyatakan telah memberikan konsesi penting: pembebasan 10 tawanan Israel yang saat ini berada dalam penguasaan mereka.
Namun demikian, sejumlah isu krusial masih menjadi batu sandungan dalam perundingan, termasuk kelancaran distribusi bantuan, penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Gaza, serta jaminan untuk gencatan senjata jangka panjang yang benar-benar mengakhiri derita rakyat Palestina.
Hingga berita ini ditulis, Pemerintah Israel belum mengeluarkan tanggapan resmi atas tawaran dari Hamas tersebut.
Baca Juga: Gaza Darurat! 50 Ribu Ibu Hamil Tak Makan, Bayi Mati dalam Kandungan
Baca Juga: 100 Tewas, Anak-Anak Jadi Korban: Gaza Kembali Dibombardir, Dunia Masih Diam
Di sisi lain, media penyiaran publik Israel, mengutip sumber yang dekat dengan proses negosiasi, melaporkan bahwa Israel juga telah menunjukkan “tingkat fleksibilitas yang signifikan,” termasuk kesediaan membahas penarikan pasukan dari Poros Morag di Gaza selatan—satu titik panas dalam konflik yang masih berkecamuk.
Sementara itu dari Washington, mantan Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa pemerintahannya “sudah sangat dekat” dengan tercapainya kesepakatan untuk menghentikan perang di Gaza.
Dalam perkembangan terpisah, mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Gadi Eisenkot, menyerukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar “menanggalkan sikap keras kepala” dan segera menyetujui kesepakatan pertukaran sandera serta gencatan senjata permanen. Seruan ini disampaikan Eisenkot dalam wawancaranya dengan Channel 7.
Diketahui, Trump dan Netanyahu sempat bertemu dua kali dalam 24 jam terakhir di Gedung Putih untuk membahas perkembangan gencatan senjata dan negosiasi pertukaran tawanan.
Baca Juga: Enam Mantan Tahanan Palestina Gugur dalam Serangan Israel di Gaza
Baca Juga: 57.575 Warga Palestina Tewas, Dunia Masih Bungkam, Genosida di Gaza Terus Berlanjut
Saat ini, delegasi Hamas dan Israel masih berada di Doha, Qatar, untuk melanjutkan perundingan intensif. Perang yang telah berlangsung sejak Oktober 2023 ini telah merenggut lebih dari 57.000 nyawa warga Palestina, menorehkan luka mendalam yang tak terhitung. ***