Misteri Saklar Bahan Bakar Boeing 787 Air India: Laporan Awal Ungkap Fakta Mengejutkan

Misteri Saklar Bahan Bakar Boeing 787 Air India: Laporan Awal Ungkap Fakta Mengejutkan

Misteri Saklar Bahan Bakar Boeing 787 Air India: Laporan Awal Ungkap Fakta Mengejutkan. (Poto: ist/dok ccn indonesia)

LINTASSRIWIJAYA.COM – Laporan awal investigasi kecelakaan pesawat Air India yang menewaskan 260 orang mengungkapkan temuan mengejutkan: saklar pengendali bahan bakar mesin secara misterius berpindah ke posisi cut-off hanya beberapa detik setelah pesawat lepas landas.

Peristiwa ini terjadi pada pesawat Boeing 787 Dreamliner milik maskapai Air India.

Baca Juga: Mengungkap Mimpi Tentang Pesawat Jet Pribadi yang Jatuh

Baca Juga: Alasan Kenapa Kapal dan Pesawat Bisa Hilang di Segitiga Bermuda

Akibat perpindahan saklar tersebut, pasokan bahan bakar ke mesin terhenti, menyebabkan kedua mesin kehilangan daya dalam waktu hampir bersamaan.

Peran Vital Saklar Bahan Bakar

Saklar bahan bakar adalah komponen krusial dalam kokpit yang mengatur aliran bahan bakar ke mesin.

Umumnya digunakan untuk menyalakan atau mematikan mesin saat pesawat masih di darat, saklar ini juga dapat digunakan dalam keadaan darurat di udara untuk menghentikan atau menyalakan ulang mesin.

Namun, para pakar menyebut hampir mustahil saklar ini berpindah ke posisi cut-off secara tidak sengaja. “Saklar ini dirancang agar tidak mudah tergeser tanpa disengaja,” ujar John Cox, pakar keselamatan penerbangan asal Amerika Serikat.

Menurut Cox, saklar cut-off dan katup bahan bakar masing-masing memiliki sistem daya dan kabel yang terpisah, sehingga kecil kemungkinan terjadi kesalahan teknis akibat sistem.

Baca Juga: Anak-Anak Tertidur dalam Reruntuhan: 47 Nyawa Warga Gaza Direnggut Tanpa Ampun

Baca Juga: Ancaman Israel terhadap Tokoh Hamas di Luar Negeri Kian Menguat, Jelang Kunjungan Netanyahu ke AS

Kronologi Peristiwa

Mengutip laporan The Straits Times, saklar bahan bakar pada pesawat Boeing 787 terletak tepat di bawah tuas pengatur daya (thrust levers) di kokpit. Saklar ini hanya memiliki dua posisi: run dan cut-off. Untuk mengubah posisi, pilot harus menarik saklar ke atas dan menggesernya secara manual, dengan sistem pegas pengunci untuk menjaga posisi.

Data flight recorder mencatat, hanya beberapa detik setelah pesawat tinggal landas, kedua saklar bahan bakar berpindah dari posisi run ke cut-off, dengan jeda satu detik antar perpindahan. Akibatnya, kedua mesin kehilangan daya hampir bersamaan.

Rekaman kokpit merekam percakapan mengejutkan antara dua pilot. Salah satu terdengar bertanya, “Kenapa kamu matikan bahan bakarnya?” dan dijawab, “Aku tidak melakukannya.” Namun, laporan belum mengonfirmasi siapa di antara kapten atau kopilot yang mengucapkan kalimat tersebut.

Beberapa detik kemudian, kedua saklar kembali dipindahkan ke posisi run. Saklar ditemukan dalam posisi run di lokasi jatuhnya pesawat.

Terlambat

Baca Juga: Bom Buatan AS Tewaskan 33 Warga Gaza: Seorang Bayi, Seniman, dan Petinju Perempuan Jadi Korban

Baca Juga: Inggris Tolak Gugatan Al-Haq, Tetap Ekspor Komponen F-35 ke Israel

Pihak Boeing menyatakan bahwa ketika saklar dikembalikan ke posisi run di udara, sistem kontrol mesin akan secara otomatis mencoba menyalakan ulang mesin dan memulihkan daya dorong. Namun, dalam kasus ini, upaya tersebut tampaknya sudah terlambat.

John Nance, pakar keselamatan penerbangan lain dari AS, menyebut kejadian ini tidak masuk akal. “Tidak ada pilot waras yang mematikan saklar bahan bakar saat pesawat baru menanjak,” tegasnya.

Hingga kini, penyelidikan masih berlangsung. Penyebab pasti perpindahan saklar—apakah kesalahan manusia, gangguan teknis, atau faktor lain—belum dapat dipastikan. ****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *